Anemone

Anemone dalam dunia parfum merujuk pada interpretasi aroma bunga anemone (genus Anemone), namun hampir selalu dihadirkan sebagai sebuah Accord. Bunga aslinya jarang—bahkan praktis tidak—diekstraksi untuk keperluan wewangian komersial, sehingga perfumer menyusunnya secara kreatif untuk menangkap impresi floral yang bening, berangin, dan kadang bernuansa pesisir. Istilah ini tidak terkait dengan "anemon laut" (hewan), melainkan gambaran olfaktif bunga yang ringan dan transparan.

Secara olfaktif, note Anemone cenderung floral, fresh, green, dan watery dengan aksen ozonic-marine yang bersih. Karakternya halus, transparan, agak manis, dan airy; lebih menekankan kesan kelopak tipis yang sejuk ketimbang floral yang tebal atau indolic. Biasanya terasa paling jelas di area top–heart, memberi kesan awal yang jernih dan elegan lalu mengering ke arah musk yang lembut.

Dalam sejarah formulasi modern, note Anemone menguat sejak era 1990-an seiring tren akuatik-ozonik dan floral transparan. Ia banyak dipakai pada wewangian bertema musim semi/musim panas, uniseks hingga feminin, serta dalam keluarga floral-marine dan soft musky floral. Estetika yang dicari adalah kejernihan, keringanan, dan kesan alami seolah angin pantai yang membawa aroma bunga segar.

Karena tidak tersedia Essential Oil Anemone secara komersial, note ini dihasilkan sebagai Accord yang disusun dari beragam bahan, terutama molekul hasil Sintesis. Umumnya digunakan: Hedione (methyl dihydrojasmonate) untuk floral-jasmine yang transparan, cis-3-hexenol/hexenyl acetate untuk nuansa hijau batang, Helional, Calone atau Floralozone untuk aksen watery-ozonic, serta ionones untuk bayangan violet yang lembut. Untuk tubuh dan difusi, perfumer menambahkan salicylates (mis. benzyl salicylate), alkohol bunga seperti phenylethyl alcohol, dan musk modern seperti Habanolide atau Helvetolide. Dalam beberapa komposisi, sedikit Essential Oil mawar atau melati dapat dipakai untuk memberi nuansa alami pada keseluruhan Accord.