Gentian

Gentian dalam dunia parfum merujuk pada interpretasi aroma bunga biru-ungu dari genus Gentiana serta kesan pahit-tonik khas akarnya; dalam praktik modern, note ini umumnya dihadirkan sebagai sebuah Accord karena bahan alami langsungnya langka dan berdaya guna terbatas, meski tanaman aslinya adalah herba pegunungan Eropa/Asia yang dikenal sebagai sumber rasa pahit dalam minuman pahit tradisional.

Profil aromanya cenderung floral-hijau dan fresh dengan aksen watery/ozonic, kesan pahit-herbal yang bersih, sedikit nuansa akar yang kering-mineral, serta sweetness yang rendah; secara karakter ia terasa sejuk, transparan, dan memberikan impresi penjernih di antara lapisan top hingga heart.

Secara historis, gentian dikenal luas di Eropa sebagai bahan pahit dalam eliksir dan aperitif; dalam perfumery modern (terutama sejak akhir abad ke-20) nuansa gentian dipakai untuk menyuntikkan kesan pahit-segar yang cerdas pada wewangian kolonia, fougère kontemporer, floral transparan, hingga komposisi bernuansa "alpine" atau gaya akuatik yang bersih.

Dalam formulasi parfum, note Gentian umumnya merupakan sebuah Accord yang dirakit dari campuran bahan Sintesis dan Essential Oil lain: transparansi floral-watery dibangun dengan Hedione (methyl dihydrojasmonate), sisi "biru-floral" ditopang oleh ionone/methyl ionone, fond hijau lembut dari salicylates (mis. amyl salicylate), pahit-hijau dari fraksi grapefruit (mis. nootkatone) atau jejak Artemisia/Angelica Essential Oil, nuansa ozonic dari materi seperti Calone atau Melonal, serta kesan akar-mineral kering dari vetiver atau vetiveryl acetate; ekstrak alami gentian sendiri jarang tersedia—steam distillation hampir tidak mewakili kepahitan karena senyawa pahitnya non-volatil, sehingga bila dipakai biasanya berupa ekstrak pelarut atau CO₂ yang lebih umum di ranah flavor daripada fine fragrance.