Gilly flower

Gilly Flower dalam konteks parfum umumnya merujuk pada aroma anyelir (Dianthus caryophyllus) dan dihadirkan terutama sebagai sebuah Accord, yaitu komposisi buatan yang meniru karakter bunga tersebut. Walau ada ekstrak alami yang sangat terbatas (absolute anyelir), kebanyakan profil olfaktifnya dibangun secara komposisional karena bunga anyelir tidak menghasilkan Essential Oil yang memadai lewat distilasi dan hasil ekstraknya rendah serta mahal.

Profil aromanya floral-spicy dengan aksen cengkih yang jelas (clove-like), hangat, sedikit peppery, dan kadang ada nuansa hijau-hari serta sentuhan soapiness dan powdery di drydown. Kesan keseluruhan elegan dan struktural: tajam di awal, lalu melembut menjadi creamy-powdery dengan bayangan balsamik-manis yang halus.

Secara historis, nuansa anyelir menjadi pilar penting dalam parfum klasik Eropa abad ke-20, hadir kuat pada kategori floral pedas dan floriental. Contoh penggunaannya terlihat pada karya-karya era vintage seperti Caron Bellodgia (1927) dan interpretasi spicy-floral di pertengahan abad seperti L'Air du Temps (1948), serta aksen pedas pada komposisi orientalis akhir abad ke-20. Regulasi modern terhadap senyawa pedas tertentu membuat gaya anyelir kontemporer cenderung lebih halus dan transparan dibandingkan versi lama.

Dalam praktiknya, note Gilly Flower dihasilkan sebagai Accord yang memadukan sumber alami dan bahan Sintesis. Pilar pedas-cengkih biasanya dibangun dengan eugenol dan isoeugenol (berasal dari clove Essential Oil atau Sintesis), beserta turunan seperti eugenyl acetate; kerangka floral diperkuat oleh material mawar dan ylang-ylang, ionone/violet-like, serta salicylates untuk efek berkilau-powdery. Bahan Sintesis lain yang lazim meliputi hedione untuk difusi, piperonal (heliotropin) dan anisyl alcohol untuk nuansa manis-pedas. Absolute anyelir dari solvent extraction kadang digunakan dalam jumlah kecil untuk nuansa natural, namun distilasi uap tidak umum karena rendemen sangat rendah.