Parfumnesia
Kembali ke Semua Notes
Tobacco

Hay

Hay

Parfum di konteks ini dipahami sebagai sebuah Accord kompleks: campuran bahan aroma alami (seperti Essential Oil, absolut, dan resinoid) serta molekul hasil Sintesis yang dilarutkan terutama dalam etanol agar mudah tersebar di kulit dan udara. Dalam dunia parfum, "parfum" juga merujuk pada konsentrasi wewangian paling tinggi dibanding eau de parfum, eau de toilette, atau cologne, sehingga efek aromanya lebih kaya, tahan lama, dan berlapis. Komposisi ini dirancang untuk membentuk identitas olfaktif tertentu—dari yang sangat transparan hingga penuh dan intens—sesuai tujuan kreatif dan konteks pemakaian.

Profil aromanya tidak tunggal karena ditentukan oleh arsitektur olfaktifnya: lapisan awal biasanya segar dan volatil (citrus, aromatik, aldehid), bagian tengah menampilkan karakter inti (floral, green, fruity, spicy), sedangkan dasar memberi fondasi dan ketahanan (woody, amber, resinous, musky). Kesannya dapat hangat, lembut, creamy, manis, powdery, atau kering—tergantung rasio bahan dan gaya olfaktif yang dipilih (misalnya fougère, chypre, oriental/amber, gourmand, atau modern fresh-woody). Hasil akhirnya dinilai dari keseimbangan difusi (sillage), ketahanan (longevity), dan kesan keseluruhan di kulit.

Penggunaan parfum telah tercatat sejak peradaban Mesir dan Yunani kuno, kemudian menyebar luas di Eropa pada abad ke-14. Revolusi besar terjadi pada abad ke-19 ketika molekul Sintesis mulai digunakan—coumarin (1868) dan vanillin (akhir 1800-an) membuka jalan bagi gaya modern; abad ke-20 memperkaya palet dengan aldehid (ikonik pada era 1920-an), ionone (nuansa violet), hingga hedione dan ambroxide yang membentuk banyak wewangian kontemporer. Secara budaya, parfum berkembang dalam berbagai keluarga olfaktif: fougère (maskulin aromatik), chypre (kontras citrus–lumut–patchouli), oriental/amber (resinous dan hangat), hingga kreasi tropis atau akuatik yang menyesuaikan iklim dan preferensi lokal.

Parfum sebagai Accord disusun melalui peracikan banyak bahan: komponen alami diperoleh lewat distilasi uap (mis. Essential Oil lavender, peppermint), cold press untuk citrus (bergamot, lemon), solvent extraction untuk menghasilkan konkret/absolut (melati, mawar), atau CO₂ extraction untuk profil yang lebih utuh (mis. jahe, kopi). Bahan Sintesis ditambahkan untuk meluaskan palet, presisi, dan stabilitas—contoh umum meliputi hedione (transparansi floral), ambroxide (amber-woody), Iso E Super (woody-velvety), galaxolide (musk bersih), vanillin/ethyl vanillin (gourmand), coumarin (tonka/hay), dan citral/linalool/geraniol (citrus–floral). Peracikan dilakukan dalam konsentrat, lalu dimaserasi, disaring, dan diencerkan dengan etanol ke target konsentrasi (parfum, eau de parfum, dll.) untuk mencapai performa dan kesesuaian kulit yang optimal.

Parfum dengan Notes Hay (2)