Matcha Tea

Matcha Tea dalam konteks parfum adalah interpretasi olfaktif dari teh hijau bubuk asal Jepang (Camellia sinensis) yang mengutamakan nuansa hijau, lembut, dan bertekstur serbuk. Dalam praktik modern, wujudnya umumnya berupa sebuah Accord—yakni komposisi bahan yang dirancang untuk meniru karakter matcha—karena bahan alami yang secara spesifik mewakili "matcha" jarang tersedia sebagai komoditas parfum. Meski demikian, ekstrak daun teh hijau (bukan "matcha" khusus) dapat ditemukan dalam bentuk absolute atau CO₂ extract, dan sangat jarang sebagai Essential Oil.
Profil aromanya berada di spektrum green–fresh dengan aksen vegetal dan sedikit pahit, dilapisi nuansa powdery dan creamy yang halus. Ada kesan teh-floral yang transparan, ringan, dan bersih, sering dibaca sebagai menenangkan dan kontemplatif. Secara struktur, matcha note lazimnya bekerja sebagai jembatan antara top dan heart notes: cukup segar untuk membuka, namun cukup lembut dan berisi untuk memberi tubuh pada komposisi.
Penggunaan aroma teh dalam parfum mendapatkan momentum besar sejak era 1990-an melalui gelombang "green tea" yang melambangkan kebersihan dan kesederhanaan. Varian "matcha" sebagai nuansa yang lebih creamy–powdery berkembang pesat pada 2010–2020-an, sejalan dengan tren wellness dan inspirasi estetika upacara teh Jepang. Saat ini, matcha sering dipadukan dalam keluarga woody-aromatic, musky clean, hingga gourmand modern untuk memberi kesan tenang, minimalis, namun hangat dan nyaman.
Secara produksi, jalur alami biasanya memakai solvent extraction untuk menghasilkan green tea absolute atau CO₂ extraction yang menangkap molekul volatil khas daun teh seperti linalool, linalool oxides, geraniol, cis-jasmone, dan jejak methyl salicylate; Essential Oil dari daun teh melalui distilasi uap ada namun langka dan cenderung lebih terpenik serta kurang menyerupai profil matcha. Dalam praktik umum, matcha note disusun sebagai Accord menggunakan kombinasi bahan alami dan bahan aroma hasil Sintesis: contoh yang sering dipakai antara lain Hedione (methyl dihydrojasmonate) untuk transparansi teh-floral, alpha/beta-ionone untuk kesan violet-powdery seperti daun teh, theaspirane untuk nuansa teh-buah hijau, cis-3-hexenol dan hexenyl acetate untuk efek hijau segar, pyrazines (mis. 2,5-dimethylpyrazine) untuk kesan biji/sereal halus, serta gamma/delta-lactones untuk kriminess; penopang musky (mis. Habanolide atau Galaxolide), coumarin, dan sedikit vanillin kerap ditambahkan untuk menegaskan kesan lembut dan powdery.

