Tamarind

Tamarind (Tamarindus indica) dalam parfum merujuk pada interpretasi aroma buah asam Jawa; di praktik modern ini biasanya berupa sebuah Accord, karena buahnya tidak umum menghasilkan Essential Oil yang memadai. Not ini dipakai untuk menghadirkan kesan buah tropis asam-manis yang khas.

Profil aromanya fruity, gourmand, dan sedikit resinous: asam-kecut segar di awal, manis lengket seperti gula merah/molases di tengah, dengan bayangan buah kering dan kayu halus. Karakternya energik, juicy, namun tetap hangat dan membulat.

Secara budaya, tamarind luas dipakai di Asia dan Afrika; dalam wewangian ia muncul terutama di era kontemporer untuk memberi kontras tajam pada fruity-floral, tema tropis, serta oriental/gourmand modern.

Sebagai Accord, not ini disusun dari campuran ester buah (ethyl acetate, ethyl butyrate, ethyl 2-methylbutyrate), green acetate (cis-3-hexenyl acetate), furanone manis (furaneol, maltol), lactone persik (gamma-decalactone), dan jejak sotolon; mayoritas komponennya hasil Sintesis.