Pada tahun 1775, terjadi gempa tektonik besar yang diikuti oleh letusan gunung yang menghancurkan sebuah perkampungan. Para peneliti Hindia Belanda masa lalu mengatakan bahwa terbentuknya danau tersebut disertai dengan tenggelamnya desa Waraga. Danau Tolire selain menjadi tempat pemakaman massal, juga ditemani oleh hutan woody, lumut oakmoss, dan air yang jernih.